Kabupaten Tana Toraja adalah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan. Ibu kota kabupaten ini adalah Makale. Sebelum pemekaran, kabupaten ini memiliki luas wilayah 3.203 km² dan berpenduduk sebanyak 221 .081 jiwa (2010).
Suku Toraja yang mendiami daerah pegunungan dan mempertahankan gaya hidup yang khas dan masih menunjukkan gaya hidup Austronesia yang asli dan mirip dengan budaya Nias. Daerah ini merupakan salah satu objek wisata di Sulawesi Selatan. Namun di balik tempat wisatanya yang menakjubkan ternyata suku toraja menyimpan budaya yang unik salah satunya adalah membuat zombie atau membuat mayat berjalan.
Seperti yang dikutip dari versesofuniverse.blogspot.com tentang ritual pemakaman Toraja, ada dua hikayat yang terpisah yang mengisahkan bagaimana ‘orang mati yang berjalan’ berevolusi.
1. Menurut salah satu hikayat syahdan di masa lalu, diyakini bahwa orang mati harus dikubur di desa dimana ia dilahirkan, dan tidak di tempat kematiannya. Namun biasanya desa sangat jauh terpisah dan sangat terpencil dan sangat sulit bagi anggota keluarga untuk membawa mayat dengan jarak yang jauh. Maka dari itu biasanya mereka meminta bantuan dukun mereka yang bisa membuat orang mati bisa berjalan, dan orang yang meninggal akan bisa berjalan kembali ke desa tempat dia dilahirkan. Jadi pada masa itu, tidak jarang orang bertemu mayat, kaku tanpa ekspresi, berjalan lurus ke depan. Dan dikatakan bahwa jika ada orang yang memandang mayat tersebut secara langsung, maka orang tersebut akan lumpuh sementara!
1. Menurut salah satu hikayat syahdan di masa lalu, diyakini bahwa orang mati harus dikubur di desa dimana ia dilahirkan, dan tidak di tempat kematiannya. Namun biasanya desa sangat jauh terpisah dan sangat terpencil dan sangat sulit bagi anggota keluarga untuk membawa mayat dengan jarak yang jauh. Maka dari itu biasanya mereka meminta bantuan dukun mereka yang bisa membuat orang mati bisa berjalan, dan orang yang meninggal akan bisa berjalan kembali ke desa tempat dia dilahirkan. Jadi pada masa itu, tidak jarang orang bertemu mayat, kaku tanpa ekspresi, berjalan lurus ke depan. Dan dikatakan bahwa jika ada orang yang memandang mayat tersebut secara langsung, maka orang tersebut akan lumpuh sementara!
2. Hikayat yang kedua. Menurut penduduk desa percaya bahwa kematian adalah proses yang panjang, dan dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi almarhum dengan cara mereka untuk melaluinya, agar mencapai akhirat. Jadi pengaturan yang rumit dan mahal perlu dibuat untuk pemakaman, yang memungkinkan orang mati untuk melakukan transisi dengan lancar. Dalam kasus keluarga yang tidak mampu membayar pengaturan ini, mereka bisa memanfaatkan peti mati sementara, sampai dana telah cukup dikumpulkan. Setelah peti mati permanen yang memenuhi sarat siap digunakan, orang mati akan dibangkitkan untuk berpindah dari peti sementara ke peti permanen. Dan dalam keadaan berjalan, Sekali lagi, cukup luar biasa.
Tags :
Sejarah Dan Budaya
0 Response to "Kisah Mayat yang Bisa Berjalan di Tanah Toraja"
Post a Comment